JERAT BERUGO........
Dalom Bangsawan
Sore itu...adalah rombongan tigo budak,dengan bemodalkan tali senar halus dan cangkang ranting kering dari pohon pelawi, sebahagian lagi potongan potongan guratan halus dari buluh betung...satu persatu rautan dan bahan itu dirapikan dalam satu buntalan dan juga secumpuk padi kering yang baru dituai..Disisi lain ada tempat minum dari bahan aluminium dan sebungkus ubi kayu rebus yg telah dipadu dengan garam dan bawang goreng.Persiapanpun sudah siap.....
Malam terasa gelap sunyi dan hening,aku bersandar di kursi rotan rumah panggung hingga lelap setelah berbincang dengan kawanku hingga akupun tertidur ....Diufuk timur belumlah muncul mentari suara lengking kejauhan kokok binatang hutan seakan membangunkan menjelang fajar,Lalu budak tigo itu bangun dan bangkit dan turun dari rumah panggung itu, Mereka menyelusuri jalan raya kota sepi itu, kemudian melalui jalan bertanah merah dalam setapak muat angkong...Dingin udara ,Gelap fajar terasa menusuk tubuh ,namun langkah budak tigo itu terus memacu sesuai dengan datangnya sang mentari...Perjalaan jalan kaki diantara semak dan hutan hanya terdengar desir langkah ketiganya.
terus mereka menyelusuri hingga pada batas pinggir hutang dan tanah lapang ilalang yang luas..Tidak lebih kurang duajam perjalan kaki itu,mereka terhenti sejenak untuk bersarap pagi yang telah disiapkan pada sore harinya,mata memandang seputaran tang luas ilalang itu, sedangkan dibir hutan itu telah terlihat suatu gerak yang melompat dari dahan kedahan, warna putih yang bergerak sambil memcah pagi menyambut mentari yang segera muncul, kicau burung merbau dan burung ketilang terus bersaut, suara 2 indah itu memusatkan perhatian kami pada suatu suara,,,,ada beberap sesekali terdengar suara yang akan kami cari....dan salah satu dari budak tigo berkato disano pecaknyo barang tu..hening sebentar diam beribu bahasa...ternyata suara itu mulai muncul, lalu kami mulai bergerak mengitari pinggir bibir hutan, dengan pelan langkah itu perlahan mendekati suara yang kami tujukan...Dengan feeling yang tajam lalu kami mulai memasang yang kami persiapkan yaitu jebakan tali senar yang kami himpun sedemikian rupa, dengan menata lokasi yang kami duga tempat mereka mencari makan..Satu persatu kami pasang dengan hati hati sekali...jalur yang mudah untuk menuju jebakan tersebut telah kami tuai dengan padi2 yang kami bawa....ada lima enam lokasi yang kami bawa...
Lalu kami menjauh dari jebakan itu sejauh duo puluh meter dan kami berlindung dan mengintai dibawah pohon tembesu yang sangat rindang....
Mentari pagi telah menampakan cahayanya, suasana terang padang ilalang dan pinggiran hutan itu,suara binatang pagi meramaikan suasana..namun kami maseh terpusat pada tujuan kami yaitu binatang yang kami jadikan inceran dari jebakan kami..Menunggu dengan kesabaran tingkat tinggi melatih kami untuk bersabar,sedangkan kawanku sesekali membunyikan suara yang mengundang panggilan itu, yaitu suara kokok ayam yang memang kami lakukan secara bergantian yang kami buat dari peripitan bambu yaitu suara nyaring ayam hutan...
Secara bergantian....dan tetap bersabar....Dan pancingan suitan itu terbalas sudah ada beberap tempat terdengar itu...kamipun berhenti bersuara , mata tajam mengitari pandangan sekeliling jebakan yang kami pasang.....Lebih kurang satu jam lebih dari penantian salah satu teman budak tigo itu melihata ada yang turun dan disusul beberapa rombongan yang lainnya...Lalu aku memberi kode dengan menunukkan mulutku ke bibirku , yang berati kita harus diam selama menunggu proses tersebut...
Tiba tiba terdengar suara beruntun Bruuk..bruuk...kami tetap berdiam sambil mengawasi dan menatap...Dan ketika sekian lama menunggu temanku melihat ada yang telah pergi ke pinggiran hutan dan menghilang namun tidak semuanya.Lalu kami saling pandang sambil tersenyum....
Keadaan semakin sunyi mentari kian terang dan mulai menghangatkan suasana, lalu kami bangkit dan berjalan menuju enam jebakan kami..Dan tak disangka Tiga ayam burgo telah kami dapatkan sedangkan yang lainnya gagal total...Dengan rasa senang hari ini kami berhasil....
melepaskan tali jerat tidak lah gampang karena ayam burgo liar tersebut sedikit mengadakan perlawanan saat tergantung diatas ranting jerat yang kami pasang.....Semua tersenyum...dan kamipun pulang hingga matahari telah mencapai tinggi yang menyengat....Setibanya di dusun semua teman2ku dan orang tua menyaksikan hasil tangkapan kami...Salah satu temanku yang lain mengatakan Lokak makan Lemak sore ini..dan semua tersenyum...Itulah kisah itu...Dan beberapa tahun dari itu lama kutinggalkan tempat kami berburu, itu tempat itu telah berubah menjadi dentuman bunyi mesin pengeboran Minyak...dan aku menarik nafas kemanakah mereka itu........................
Talang Jimar 1964
by : Sitham Budak Djabalan Dusun.